Minggu, 26 Maret 2023

FOUNDERS MENTALITY




APA ITU MENTALITAS FOUNDER?

 Mentalitas founder atau Founder’s mentality merupakan Karakteristik berupa sikap dan perilaku yang bisa mempengaruhi pola berpikir seorang pendiri usaha agar dapat mempertahankan kelompok dalam mencapai tujuan bersama.

Dalam lika-liku menjadi seorang founder, ada banyak tantangan yang bisa menggoyahkan visi dan misinya. Tak heran apabila menjadi founder itu bukan sebatas mengubah status saja, melainkan ada tanggung jawab besar yang harus diselesaikan.

Founder sudah pasti tidak bisa bergerak sendiri dalam mengembangkan berbagai project-nya, terdapat tim yang siap bekerja demi mencapai tujuan bersama. Namun, memiliki tim juga masih kurang, karena pasti ada saja masalah yang muncul. Sehingga menguji solidaritas tim tersebut.  Inilah mengapa seorang founder harus memiliki founder’s mentality supaya tetap bertahan dan tidak pantang menyerah untuk menghadapi persoalan yang ada.


BAGAIMANA SESEORANG MENJADI FOUNDERS MENTALITY?

1. Tahan Banting dengan Segala Tekanan dan Rintangan

    Tidak ada yang mudah layaknya membalik telapak tangan, itulah ungkapan yang tepat jika kamu ingin menjadi seorang founder. Ketika masih berada di tahap awal, akan ada banyak orang yang meremehkan ide yang kamu buat.

    Bahkan saat kamu sudah setengah jalan melaluinya, banyak rintangan dan tekanan yang mulai berdatangan untuk siap menguji mental kamu. Namun kamu jangan terlalu menjadikan seperti beban, nikmati saja setiap prosesnya. Kamu harus kuat untuk tahan banting menghadapi gangguan yang bisa mengurungkan niatmu menjadi founder.

2. Punya Mindset Problem Solver

    Ketika kamu mendirikan suatu organisasi, komunitas, atau perusahaan, kamu tidak akan lepas dari masalah. Itu merupakan hal yang wajar, karena tujuan kamu untuk menjadi founder adalah menciptakan inovasi baru untuk mengatasi masalah tersebut.

    Kamu harus memiliki pemecahan masalah secara konkrit agar bisa menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Problem solving itu bisa kamu dapatkan ketika berpikir sendiri atau diskusi bersama dengan tim supaya mendapatkan ragam temuan atau ide menarik lainnya.

3. Memiliki Pendirian dan Prinsip yang Kuat

    Mendirikan project tertentu dalam ruang lingkup organisasi, komunitas, maupun perusahaan, kamu harus mempunyai pendirian dan prinsip yang kuat. Hal ini supaya kamu tidak mudah goyah saat kehilangan arah tujuan. Keadaan akan berubah dengan cepat, di sini peran kamu sebagai founder sangat diuji.

    Apakah kamu dapat mempertahankan visi dan misi dari awal, atau justru akan berubah dan hilang pendirian. Jika kamu menguatkan dan berpegang teguh sesuai prinsip di awal, pendirian kamu juga semakin kuat. Sehingga kamu tidak mudah kehilangan tujuan untuk mengembangkan berbagai project.

4. Mampu Membangkitkan Semangat Tim di Tengah Masalah

    Setiap masalah memiliki tingkat kerumitan, untuk bisa menyelesaikannya kamu tidak hanya sendiri, ada tim yang siap bekerja bersama. Tapi apa jadinya jika masalah itu mempunyai tingkat kerumitan yang tinggi?

    Mungkin beberapa anggota tim kamu sudah ada yang “lepas tangan” terlebih dahulu dan menyerahkan kepada rekan lainnya. Itu saja baru beberapa anggota, bagaimana jika seluruh anggota menyerah?

    Kamu sebagai founder bukan cuma duduk enak menerima hasilnya saja. Teruslah berperan aktif selama meeting dan selalu memberikan mereka semangat atau reward atas berbagai usaha yang diberikan dari tim. Hal ini demi membangkitkan semangat tim yang mulai berkurang. 

5. Tidak Mudah Menyerah Saat Mendapat “Pain”

    “Pain” menjadi seorang founder pasti selalu ada,  cepat atau lambat kamu pasti akan merasakannya. Selama ini banyak orang menganggap jadi founder itu memiliki perjalanan hidup yang mulus.

    Tapi kenyataannya tidak demikian, ada banyak kegagalan yang mulai kamu temukan. Tapi ketika kamu menemukan kegagalan tersebut, jangan langsung menghindarinya. Karena dengan begitu tidak bisa terselesaikan.

    Kamu harus tetap berjuang dan tidak pantang menyerah. “Pain” berupa kegagalan yang kamu alami akan jadi pengalaman, kamu akan belajar dari pengalaman itu. Suatu hari nanti kamu mulai terbiasa untuk memecahkan masalah dengan berbagai ide luar biasa kalau mendapatkan masalah yang bisa menggagalkan usahamu.


APA AJA SI POLA PIKIR YANG WAJIB DIMILIKI SEORANG FOUNDERS MENTALITY?

Berikut 13 pola pikir yang wajib dimiliki oleh seorang Founder, seperti yang diungkapkan entrepreneur teknologi Jayme Hoffmandi yaitu:

1Meminimalisir penyesalan

    Pola pikir seperti ini artinya adalah pola pikir yang membantu Anda untuk memikirkan visi dan misi startup yang akan Anda buat dalam waktu kedepan. Hal ini tentunya akan sangat membantu bagi Anda calon pendiri startup yang masih bekerja di perusahaan namun memiliki ide brilian dan tidak sabar untuk meluncurkan perusahaan rintisan sendiri.

2. Ide dan model bisnis yang tidak jelas 

    Sebagai seorang Founder Anda bertanggung jawab untuk menentukan langkah, strategi, dan ide seperti apa yang ingin dikembangkan di startup milik Anda. Jangan terjebak dengan ide-ide dan impian yang terlalu banyak yang pada akhirnya membuat Anda tersesat, kehilangan fokus, dan kendali.

3. Keraguan


    Dalam menjalankan bisnis seorang Founder baiknya bisa melihat peluang serta potensi yang ada berdasarkan produk yang dikembangkan. Hal ini penting dilakukan agar startup bisa terus melakukan inovasi dan terhindar dari kesempatan serta peluang untuk melancarkan strategi atau memanfaatkan peluang yang ada.


4. Pekerjaan harus selesai


    Produk yang telah selesai dengan sempurna adalah produk yang pada akhirnya dipilih dan digunakan oleh konsumen. Untuk itu, menjadi penting bagi seorang Founder bertanggung jawab untuk memonitor semua proses dari awal hingga akhir sebelum produk diluncurkan kepada publik. Dengan demikian Anda bisa mengembangkan produk yang disukai oleh konsumen dengan akurat.

5. Minimum Viable Product

    Definisi yang cukup dikenal tentang MVP (Minimum Viable Product) adalah sebuah konsep product dengan fitur minimum yang dilempar ke market untuk pengujian pasar. Dengan demikian MVP memberikan Anda peluang lebih untuk mengembangkan ide, menambah fitur seiring berjalannya waktu. Yang perlu diperhatikan adalah MVP bukanlah sebuah produk namun merupakan proses yang harus dilalui.

6. Konfirmasi yang bias


    Pola pikir berikut ini biasanya banyak dimiliki oleh Founder yang sangat yakin dengan produk yang dmiliki sehingga kerap menghiaraukan aspek negatif, error, atau kekurangan yang terdapat di dalam produk. Pemikiran seperti ini terkadang bisa menjadi sangat berisiko, terutama ketika Anda tengah melalui momen ide yang mulai tidak fokus.

7. Product Market Fit

    Startup yang sukses adalah startup yang telah melakukan Product Market Fit dengan baik. Produk Market Fit akan menentukan kelanjutan bisni yang dijalankan, karena proses ini membuktikan produk yang Anda tawarkan kepada konsumen diminati dan dibutuhkan. Startup yang tidak berhasil melakukan Product Market Fit bisa berakhir dengan kegagalan.

8. Produk yang disukai

    Memiliki produk yang dicintai oleh 100 orang jauh lebih berarti dibandingkan dengan memiliki produk yang disukai oleh jutaan orang. Mengapa demikian? ketika orang telah mencintai dan secara loyal menggunakan produk Anda, artinya produk Anda diterima dengan baik dan terbukti telah berfungsi dengan baik serta merubah gaya hidup mereka. Sementara jika Anda memiliki jutaan pengguna yang hanya 'suka' artinya produk Anda belum benar-benar dibutuhkan dan kemungkinan besar akan ditinggalkan.

9. AARRR

    AARRR adalah kepanjangan dari Acquisition, Activation, Retention, Referral, Revenue, sebuah proses atau kerangka perputaran dari konsumen (customer lifecycle).


10. Network Effects

       Network effects atau efek dari jaringan akan mempengaruhi seberapa besar nilai dan keuntungan yang dihasilkan dari produk Anda. Jaringan yang luas juga bisa membantu Anda mengembangkan produk yang lebih baik, cepat dan tentunya bermanfaat untuk bisnis.

11. Skalabilitas ekonomi

    Skalabilitas ekonomi adalah ketika pengeluaran dari produk dan layanan Anda mulai berkurang sementara penghasilan dan volume pendapatan semakin bertambah jumlahnya. Perusahaan yang telah berhasil melakukan proses ini adalah Facebook, Amazon, Apple, dan Google.

12. Inovasi yang "mengganggu"

    Inovasi yang mengganggu adalah ketika produk yang ditawarkan merupakan layanan yang sederhana, namun terbukti dibutuhkan dan dicintai oleh konsumen dan pada akhirnya "mengganggu" dan menggantikan layanan konvensional yang ada. Inovasi yang "mengganggu" ini telah dibuktikan dengan kehadiran dari Go-Jek, Uber, Grab, dan Airbnb.

13. Conjoined Triangles of Success

    Conjoined triangles of success atau “CTS” merupakan gambaran atau skema yang baiknya dicermati oleh seorang Founder untuk bisa menjalankan bisnis dan mengerti lebih jauh tentang dunia startup. Meskipun skema ini diperkenalkan sebagai sebuah cerita komedi dalam serial televisi HBO Silicon Valley, model bisnis CTS bisa membuat Anda lebih fokus, memberikan kesempatan untuk beradaptasi, dan melakukan perubahan.

Pihak Terkait,

KESALAHAN FOUNDER DALAM MEMBANGUN STARTUP

 


Ketika berkecimpung di dunia entrepreneur, seorang founder startup memiliki kepercayaan diri terhadap visinya serta idenya yang dapat terealisasi menjadi bisnis yang sukses. Bahkan tidak sedikit yang memandang ide bisnisnya juga dapat menciptakan masa depan yang lebih baik untuk sang founder dan orang lain. Namun sayangnya, dalam perjalanan realisasi ide tersebut, sebagian mereka ada yang tidak sabar dan menyerah ketika mengalami kesalahan yang menjegal pengembangan bisnisnya. 

Berikut ini kesalahan yang biasa dilakukan oleh founder startup saat baru memulai bisnisnya.

1. Tidak memiliki planning yang jelas

Perencanaan yang matang memang mutlak diperlukan dalam mengelola bisnis apapun, termasuk bisnis startupTidak hanya berperan dalam mengoperasikan bisnis, sebuah planning yang jelas juga akan ikut menentukan kesuksesan bisnis startup di masa yang akan datang.

2. Tidak memanfaatkan peluang yang ada

Sebagai seorang pebisnis, founder wajib memiliki rasa peka terhadap kondisi sekitar, termasuk peka dalam melihat peluang yang ada. Peluang tersebut bentuknya bisa berbagai macam. Mulai dari kerja sama dengan pebisnis lain, permintaan pasar dan konsumen, dan lain sebagainya.

3. Tidak memiliki modal yang memadai

Kurangnya modal juga menjadi salah satu menyebabkan gagalnya sebuah bisnis startupMeskipun modal yang besar tidak menjamin kesuksesan bisnis, namun tetap pastikan bahwa kondisi keuangan perusahaan dikelola sebaik mungkin agar tidak terjadi defisit di kemudian hari.

4. Minim budget untuk marketing

Marketing merupakan hal utama dalam startup untuk bisa berkembang. Tanpa marketing yang baik, bisnis tersebut tidak akan memiliki brand awareness, dan konsumen tidak akan melirik bisnis founder sekalipun memiliki konsep yang menarik. Lewat marketing, founder dapat mengenalkan bisnis founder ke orang-orang.

 5. Kurang memahami pasar

Sebelum melakukan pemasaran, lakukan riset pasar terlebih dahulu. Lewat riset pasar, founder bisa mengetahui mana pasar yang cocok dengan bisnis startup milik Anda. Demi menghindari pengeluaran yang tidak diperlukan, cobalah untuk mengetahui pasar yang sesuai dengan produk Anda. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan analisa pasar. Lewat analisa pasar, founder bisa mengetahui bagaimana reaksi mereka terhadap produk yang ditawarkan, serta jangkauan bisnis Anda. Dengan memahami pasar yang akan dituju, langkah yang akan Anda ambil kedepannya bisa menjadi lebih efektif dan terarah.

6. Memiliki sikap mudah menyerah

Persaingan bisnis startup memang semakin ramai. Matinya satu bisnis startup dapat diikuti dengan tumbuhnya seribu bisnis startup yang baru. Memiliki sikap mudah menyerah hanya karena ada satu dua problem (baik internal maupun eksternal) tentu saja bukan merupakan keputusan yang bijak.


SOLUSI UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN SAAT MEMBANGUN STARTUP:

1. Memiliki Business Plan yang Matang
2. Mengikuti Perubahan Konsumen
3. Bentuk Tim yang Solid
4. Uji Viabilitas Produk
5. Riset Pasar Secara Menyeluruh

Pihak Terkait,