Kesuksesan sebuah perusahaan tidak terlepas dari
kolaborasi tim di dalamnya. Selain merumuskan sistem perusahaan dan menciptakan
produk, kolaborasi tim berguna untuk saling mengisi dan mendukung dalam
berinovasi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Tim tersebut setidaknya harus terdiri
dari orang-orang dengan tiga persona utama, yakni Hustler,
Hipster, dan Hacker. Istilah tersebut
diperkenalkan pertama kali oleh eks Chief Creative Officer AKQA Rei Inamoto di
tahun 2012, dan kini ketiganya lebih dikenal sebagai “The Startup Triangle”.
“The Startup Triangle” adalah tiga persona ideal dalam sebuah perusahaan rintisan (startup). Ketiganya berperan penting di bidangnya masing-masing. Apabila diterapkan dengan baik, “The Startup Triangle” mampu mengurangi risiko multitasking sekaligus memaksimalkan potensi perusahaan.
TEORI KEPRIBADIAN 3H DALAM
MEMBANGUN STARTUP
1. Hustler (Marketing & Business)
Setiap tim membutuhkan visioner dalam
satu hal: jualan. Dalam dunia startup, posisi ini disebut hustler.
Kebanyakan hustler adalah pimpinan atau
CEO sebuah perusahaan sehingga ia menjadi bagian penting dari keberhasilan
perusahaannya. Oleh karena itu, seorang hustler dituntut
dapat menjual ide ke investor, melakukan pitching produk
ke konsumen, membentuk networking hingga fokus pada
masalah manajemen perusahaan.
Mereka adalah pengusaha yang dapat menghasilkan
prospek, membuat kesepakatan, dan menyelesaikan semuanya. Mereka tahu cara
menghadapi penolakan, siapa yang harus menjual produk, dan apa yang akan
membuat bisnis tetap berjalan.
2. Hipster (Design & User Experience)
Salah satu pembeda utama di dunia teknologi
dewasa ini adalah desain. Jadi, tak heran bila sebuah startup membutuhkan
orang kreatif dan memiliki passion di
bidang desain, yang dikenal dengan sebutan hipster. Seorang hipster harus
memiliki cita rasa yang baik sehingga mampu mencitrakan startup-nya sebagai
sebuah brand yang
bagus sekaligus mengemas tampilan website atau
aplikasi brand lebih user friendly.
Mereka adalah desainer dan jenius kreatif di balik
produk, yang mengembangkan desain produk sambil tetap setia pada brand yang
dibangun untuk memberikan pengalaman pelanggan yang memuaskan. Seorang
Hipster membuat produk terlihat siap untuk pasar. Mereka memastikan detail
produk autentik dan dapat dipasarkan.
3. Hacker (Engineer & Developer)
Terakhir
adalah hacker, yaitu seseorang yang bertanggung jawab dalam bidang
teknologi. Seorang hacker harus
memiliki keterampilan dasar dunia programming atau coding, baik mengenai teknologi yang diinginkan pelanggan
hingga membuat platform yang
tujuannya untuk mengembangkan bisnis.
Juga
dikenal sebagai pengembang back-end, front-end, atau bahkan full-stack, Hacker
dapat membuat algoritme, membangun properti intelektual, dan mengembangkan
teknologi baru untuk pelanggan.
Contoh nyata perusahaan yang menerapkan konsep Hustler, Hipster, Hacker adalah Apple. Tiga persona ini dapat kita lihat pada sosok mendiang Steve Jobs (Hustler), Jony Ive (Hipster), dan Steve Wozniak (Hacker). Sebagai expert di bidangnya masing-masing, ketiganya berhasil mengembangkan Apple sebagai salah satu perusahaan teknologi informasi paling terkemuka di bumi.
KEUNTUNGAN MENERAPKAN 3H DALAM
MEMBANGUN STARTUP:
1. 1. Memudahkan untuk memetakan suatu tindakan yang
diperlukan dengan efisien dan bisa mendorong percepatan pertumbuhan sebuah
produk
2. 2. Dapat membangun dan mengembangkan sebuah produk
3. 3. Dapat membuat produk menarik dan melancarkan
penjualan sesuai dengan target pasar
4. 4. Memiliki visi yang jelas untuk mencapai kesuksesan
startup nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar