Minggu, 02 April 2023

TEORI KEPRIBADIAN 3H




Kesuksesan sebuah perusahaan tidak terlepas dari kolaborasi tim di dalamnya. Selain merumuskan sistem perusahaan dan menciptakan produk, kolaborasi tim berguna untuk saling mengisi dan mendukung dalam berinovasi agar tujuan perusahaan dapat tercapai. 

Tim tersebut setidaknya harus terdiri dari orang-orang dengan tiga persona utama, yakni Hustler, Hipster, dan Hacker. Istilah tersebut diperkenalkan pertama kali oleh eks Chief Creative Officer AKQA Rei Inamoto di tahun 2012, dan kini ketiganya lebih dikenal sebagai “The Startup Triangle”.

“The Startup Triangle” adalah tiga persona ideal dalam sebuah perusahaan rintisan (startup). Ketiganya berperan penting di bidangnya masing-masing. Apabila diterapkan dengan baik, “The Startup Triangle” mampu mengurangi risiko multitasking sekaligus memaksimalkan potensi perusahaan.

TEORI KEPRIBADIAN 3H DALAM MEMBANGUN STARTUP

1. Hustler (Marketing & Business)

Setiap tim membutuhkan visioner dalam satu hal: jualan. Dalam dunia startup, posisi ini disebut hustler. Kebanyakan hustler adalah pimpinan atau CEO sebuah perusahaan sehingga ia menjadi bagian penting dari keberhasilan perusahaannya. Oleh karena itu, seorang hustler dituntut dapat menjual ide ke investor, melakukan pitching produk ke konsumen, membentuk networking hingga fokus pada masalah manajemen perusahaan.

Mereka adalah pengusaha yang dapat menghasilkan prospek, membuat kesepakatan, dan menyelesaikan semuanya. Mereka tahu cara menghadapi penolakan, siapa yang harus menjual produk, dan apa yang akan membuat bisnis tetap berjalan.

2Hipster (Design & User Experience)

Salah satu pembeda utama di dunia teknologi dewasa ini adalah desain. Jadi, tak heran bila sebuah startup membutuhkan orang kreatif dan memiliki passion di bidang desain, yang dikenal dengan sebutan hipster. Seorang hipster harus memiliki cita rasa yang baik sehingga mampu mencitrakan startup-nya sebagai sebuah brand yang bagus sekaligus mengemas tampilan website atau aplikasi brand lebih user friendly.

Mereka adalah desainer dan jenius kreatif di balik produk, yang mengembangkan desain produk sambil tetap setia pada brand yang dibangun untuk memberikan pengalaman pelanggan yang memuaskan. Seorang Hipster membuat produk terlihat siap untuk pasar. Mereka memastikan detail produk autentik dan dapat dipasarkan.

 

3. Hacker (Engineer & Developer)

Terakhir adalah hacker, yaitu seseorang yang bertanggung jawab dalam bidang teknologi. Seorang hacker harus memiliki keterampilan dasar dunia programming atau coding, baik mengenai teknologi yang diinginkan pelanggan hingga membuat platform yang tujuannya untuk mengembangkan bisnis.

Juga dikenal sebagai pengembang back-end, front-end, atau bahkan full-stack, Hacker dapat membuat algoritme, membangun properti intelektual, dan mengembangkan teknologi baru untuk pelanggan.

Contoh nyata perusahaan yang menerapkan konsep Hustler, Hipster, Hacker adalah Apple. Tiga persona ini dapat kita lihat pada sosok mendiang Steve Jobs (Hustler), Jony Ive (Hipster), dan Steve Wozniak (Hacker). Sebagai expert di bidangnya masing-masing, ketiganya berhasil mengembangkan Apple sebagai salah satu perusahaan teknologi informasi paling terkemuka di bumi. 

KEUNTUNGAN MENERAPKAN 3H DALAM MEMBANGUN STARTUP:

1.      1. Memudahkan untuk memetakan suatu tindakan yang diperlukan dengan efisien dan bisa mendorong percepatan pertumbuhan sebuah produk

2.   2.  Dapat membangun dan mengembangkan sebuah produk

3.   3. Dapat membuat produk menarik dan melancarkan penjualan sesuai dengan target pasar

4.   4.  Memiliki visi yang jelas untuk mencapai kesuksesan startup nya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar